AIFDR http://www.aifdr.org/old Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction Tue, 07 Apr 2015 09:37:34 +0000 en-US hourly 1 http://wordpress.org/?v=3.4.2 Rumah Sakit Muhammadiyah Bersiap Menghadapi Bencana http://www.aifdr.org/old/index.php/rumah-sakit-muhammadiyah-bersiap-menghadapi-bencana/ http://www.aifdr.org/old/index.php/rumah-sakit-muhammadiyah-bersiap-menghadapi-bencana/#comments Tue, 07 Apr 2015 08:04:20 +0000 admin http://www.aifdr.org/?p=1574 Rumah Sakit berada pada garis depan dalam tanggap bencana. Mereka merawat yang terluka, membantu keluarga, dan membantu melatih masyarakat untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi para korban. Tapi banyak pengalaman rumah sakit di Indonesia tidak begitu positif.

Seperti yang dikatakan Pak Muhammadong, Koordinator Penanggulangan Bencana Departemen Kesehatan Makassar, “Belajar dari pengalaman, saya menemukan bahwa ketika terjadi bencana, banyak rumah sakit tidak siap dan pelayanan kesehatan tidak beroperasi secara efektif. Ini adalah penghalang terbesar bagi kami dalam keadaan darurat atau bencana. Masyarakat menjadi panik dan membuat kerumunan di rumah sakit yang membuat situasi darurat menjadi lebih buruk “.

Untuk membantu mengatasi masalah ini, Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) mendukung Pusat Manajemen Bencana Muhammadiyah dalam kemitraan dengan Kementerian Kesehatan Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia, dan Fakultas Kedokteran, Pengobatan Kedaruratan, Universitas Brawijaya Surabaya, untuk memperkuat kapasitas rumah sakit Muhammadiyah di Makassar, Sulawesi Selatan, Malang dan Gresik, Jawa Timur, dalam merespon secara efektif terhadap bencana alam berskala besar.

Pada pelatihan yang diadakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bencana, BNPB, Muhammadiyah mengumpulkan lebih dari 40 ahli kesehatan dan penanggulangan bencana yang akan membantu para profesional kesehatan dan masyarakat untuk memastikan bahwa rumah sakit yang ditargetkan memiliki tim yang terlatih dan terampil dalam manajemen medis bencana dan tanggap darurat serta tersebar secara merata; untuk meningkatkan standar prosedur operasional (SOP) dan layanan ambulans; dan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan kesehatan berbasis masyarakat selama situasi darurat dan bencana.
“Kurangnya koordinasi, itulah yang membuat tanggap darurat kami tidak seefisien yang seharusnya. Apa yang kita butuhkan saat ini adalah SOP yang sama yang akan digunakan oleh tim kesehatan, BPBD dan masyarakat. Ini merupakan bagian penting dalam mengelola bencana secara efisien dalam lingkungan kesehatan. Kami berterima kasih kepada Muhammadiyah yang telah menyelenggarakan pelatihan ini sehingga rumah sakit, pejabat manajemen bencana dan masyarakat dapat menggunakan SOP yang sama di masa depan.”

Program percontohan ini juga bertujuan untuk membangun dan memperkuat koordinasi dan jaringan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), lembaga kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya seperti Palang Merah Indonesia, LSM dan sektor swasta; serta bertujuan untuk mendokumentasikan semua proses dan pembelajaran untuk dapat mereplikasikannya baik di tingkat provinsi dan kabupaten lain di seluruh Indonesia.

Ibu Nurmila, Dokter dan Dosen di Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Makassar, sangat bersemangat untuk menjadi bagian dari pelatihan dan mengatakan “Saya telah bekerja selama bertahun-tahun sebagai dokter dan dosen dan ini adalah pengalaman pertama saya berurusan dengan manajemen bencana. Saya akan kembali ke kampung halaman dan berbagi ilmu yang saya pelajari di sini dengan rekan-rekan saya, tim kesehatan di rumah sakit dan tentu saja murid-murid saya. Kami baru saja memiliki ide untuk membuat sebuah forum mahasiswa dan dosen di fakultas kedokteran untuk mendiskusikan apa yang perlu kami lakukan untuk memastikan bahwa rumah sakit lebih siap untuk menghadapi bencana “.


Peserta lain, Pak Fatchur Rahman, Kepala Bagian Umum di Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik, mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya dari Makassar dan Malang merasa senang telah diundang untuk belajar bersama-sama. “Kita perlu sistem yang lebih baik dan saya percaya bahwa kegiatan ini akan menjadi awal dari sebuah gerakan baru kesiapsiagaan bencana untuk rumah sakit”.
Seperti yang dapat diungkapkan bahawa Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan Masyarakat untuk Kedaruratan dan Bencana (Hospital Preparedness and Community Readiness for Emergency and Disaster) adalah pemulihan harapan.

]]>
http://www.aifdr.org/old/index.php/rumah-sakit-muhammadiyah-bersiap-menghadapi-bencana/feed/ 0
Muhammadiyah Hospitals Getting Ready for Disaster http://www.aifdr.org/old/index.php/muhammadiyah-hospitals-getting-ready-for-disaster/ http://www.aifdr.org/old/index.php/muhammadiyah-hospitals-getting-ready-for-disaster/#comments Tue, 07 Apr 2015 07:48:27 +0000 admin http://www.aifdr.org/?p=1561

Muhammadiyah Disaster Management Centre Vice President, Ibu Rahmawati explains the hospital preparedness and community readiness training to AIFDR’s Partnerships Manager Dominic Morice

Hospitals are at the front-line of disaster response. They treat the injured, care for families and help train communities to provide basic health care for victims. But the experience of many hospitals in Indonesia is not so positive.

As Pak Muhammadong, the Disaster Management Coordinator at the Health Department in Makassar states, “learning from my experiences, I find that when disaster strikes, many hospitals collapse and health services don’t operate effectively. It’s the biggest barrier we face during an emergency or disaster, people panic and crowd the hospital which makes the situation even worse”.

To help address this issue, the Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) is supporting the Muhammadiyah Disaster Management Centre – in partnership with Indonesia’s Ministry of Health, Indonesia’s National Disaster Management Agency (BNPB), and the Medical School for Emergency Medicine at the University of Brawijaya in Surabaya – to strengthen the capacity of Muhammadiyah hospitals in Makassar in South Sulawesi, and in Malang and Gresik in East Java to respond effectively to large-scale natural disasters.

Members of the National Advisory Board for the Muhammadiyah Hospital Preparedness and Community Readiness for Emergency and Disaster (HPCRED) program meet on the sidelines of the training sessions – (pictured left to right – Henry Pirade (AIFDR), Dominic Morice (AIFDR), Ibu Anny Isgianti (BNPB), BaPak Budi Setiawan (Muhammadiyah Disaster Management Centre Chairman), and Ibu Rahmawati Husain (Muhammadiyah Disaster Management Centre Vice President).

At a recent training event, held at BNPB’s Indonesia Disaster Relief Training Ground (InaDRTG), Muhammadiyah brought together over 40 health and disaster management specialists who will help train health professionals and communities in these areas to: ensure selected hospitals have deployable teams that are well trained and skilled in disaster medical management and emergency response; to improve standard operating procedures (SOPs) and ambulance services; and to improve and support community-based health service delivery during an emergency and disaster situation.

As Pak Agus Ardiansyah from East Java’s provincial disaster management agency said, “lack of coordination, that’s what currently makes our emergency response not as efficient as it should be. What we need is joint SOPs that are used by health teams, the BPBD and communities. This is an important part in managing disaster efficiently in the health environment. We are grateful to Muhammadiyah for doing this training so hospitals, disaster management officials and communities will use the same SOPs in the future”

An enthusiastic participant makes his point during Muhammadiyah’s hospital preparedness and community readiness training.

The pilot program also aims to establish and strengthen the coordination and networks with local disaster management agencies (BPBDs), health agencies and other stakeholders such as the Indonesian Red Cross, NGOs and the private sector; and document all processes and lessons learned to be able to replicate to other provinces and districts across Indonesia.

Ibu Nurmila, a Doctor and Lecturer at the University of Muhammadiyah Medical School in Makassar was excited to be part of the training. “I’ve been working for years as doctor and lecturer and this is my first experience dealing with disaster management. I will go back to my hometown and share the knowledge I have learned here with my colleagues, the health team in the hospital and of course my students. We have just had the idea to create a forum of students and lecturers in the medical school to discuss what we need to do to ensure that hospitals are better prepared for a disaster”.
Another participant, Pak Fatchur Rahman, the Head of the General Section at the Muhammadiyah Hospital in Gresik said that he and his colleagues from Makassar and Malang were happy to be invited to learn together. “We need a better system and I believe that this activity will be the start of a new movement of disaster preparedness for hospitals”.
What can be said is that Muhammadiyah’s Hospital Preparedness and Community Readiness for Emergency and Disaster (HPCRED) is restoring hope.

]]>
http://www.aifdr.org/old/index.php/muhammadiyah-hospitals-getting-ready-for-disaster/feed/ 0
Perencaan yang Lebih Baik Menyelematkan Nyawa – InaSAFE 3.0 http://www.aifdr.org/old/index.php/perencaan-yang-lebih-baik-menyelematkan-nyawa-inasafe-3-0/ http://www.aifdr.org/old/index.php/perencaan-yang-lebih-baik-menyelematkan-nyawa-inasafe-3-0/#comments Fri, 20 Mar 2015 08:17:44 +0000 admin http://www.aifdr.org/?p=1550

InaSAFE scientists from Indonesia, South Africa and Australia moments after InaSAFE 3.0 goes live

Versi terbaru dari InaSAFE (3.0) telah diluncurkan dan siap untuk digunakan. InaSAFE (3.0) adalah perangkat lunak bebas yang melengkapi para pekerja di bidang bencana dengan perangkat sederhana dan tepat dengan perencanaan bencana berbasis data.

InaSAFE telah dikembangkan dengan kerjasama antara Indonesia, Australia, dan World Bank serta menggunakan ilmu pengetahuan yang inovatif dan teknik urun daya / crowd sourcing techniques (OpenStreetMap, OSM) untuk membuat rencana scenario yang realistis untuk perencanaan yang lebih baik, kesiapsiagaan dan respon yang lebih baik.

Versi baru ini memiliki rakit fitur tambahan termasuk “fungsi dampak wizard” yang menghadirkan serangkaian pertanyaan untuk membantu anda melaui proses penilaian bencana. Dengan menggabungkan data dari masyarakat, pemerintah daerah dan para ilmuwan, InaSAFE 3.0 dapat memprediksikan kemungkinan dampak kejadian bencana di masa mendatang pada masyarakat, aset dan infrastruktur. Hal ini juga dapat menghitung sumber daya dan persediaan darurat yang diperlukan untuk mendukung masyarakat yang menjadi korban.

InaSAFE saat ini sedang digunakan di Indonesia, Malawi, Filipina, Sri Lanka, Kenya, Ethiopia, Madagaskar & Mozambik. Tim ilmuwan dari 10 negara terus bekerja sama untuk melakukan perbaikan dan menguji perangkat lunak bebas ini.
Seperti yang dikatakan oleh para ilmuwan InaSAFE, “perencanaan yang lebih baik menyelamatkan nyawa”.

Untuk keterangan lebih lanjut, kunjungi @ www.inasafe.org

Click to download the PDF version of InaSAFE flyer

]]>
http://www.aifdr.org/old/index.php/perencaan-yang-lebih-baik-menyelematkan-nyawa-inasafe-3-0/feed/ 0
Better planning saves lives – InaSAFE 3.0 http://www.aifdr.org/old/index.php/better-planning-saves-lives-inasafe-3-0/ http://www.aifdr.org/old/index.php/better-planning-saves-lives-inasafe-3-0/#comments Fri, 20 Mar 2015 08:00:20 +0000 admin http://www.aifdr.org/?p=1538

InaSAFE scientists from Indonesia, South Africa and Australia moments after InaSAFE 3.0 goes live

The new version of InaSAFE (3.0), free software that increasingly provides disaster managers around the world with a simple but rigorous tool for evidence-based disaster planning, is now online and ready to use.

InaSAFE was developed jointly by Indonesia, Australia and the World Bank and uses innovative science and crowd sourcing techniques (OpenStreetMap, OSM) to create realistic disaster and hazard impact scenarios for better planning, preparedness and response activities.

The new version has a raft of additional features including an “impact function wizard” that presents a series of questions to step you through the process of carrying out a disaster assessment. Combining data from communities, local governments and scientists, InaSAFE 3.0 can assess the possible impact of future disaster events on communities, assets and infrastructure. It can also calculate the resources and emergency supplies required to support affected populations.

InaSAFE is being used in Indonesia, Malawi, Philippines, Sri Lanka, Kenya, Ethiopia, Madagascar & Mozambique. A team of scientists from 10 countries continue to work simultaneously to make improvements and test the free software.

As InaSAFE scientists are keen to say, “better planning saves lives”.

For more information, visit the InaSAFE website @ www.inasafe.org

Click to download the PDF version of InaSAFE flyer

]]>
http://www.aifdr.org/old/index.php/better-planning-saves-lives-inasafe-3-0/feed/ 0
“Songs of the Rainy Season” (Nyanyian Musim Hujan), the new Australian-funded disaster awareness movie http://www.aifdr.org/old/index.php/songs-of-the-rainy-season-nyanyian-musim-hujan-the-new-australian-funded-disaster-awareness-movie-2/ http://www.aifdr.org/old/index.php/songs-of-the-rainy-season-nyanyian-musim-hujan-the-new-australian-funded-disaster-awareness-movie-2/#comments Tue, 10 Feb 2015 07:20:02 +0000 admin http://www.aifdr.org/?p=1521

Nyanyian Musim Hujan – Songs of the Rainy Season adalah film baru bertemakan kepedulian terhadap bencana yang didanai oleh Australia yang akan menolong masyarakat untuk tetap aman dalam mengahadapi bencana banjir dan tanah longsor. Film ini ditayangkan perdana pada di hari Kamis, 29 Januari 2015, di Jakarta.

Film ini dapat disaksikan melalui YouTube dengan klik tautan berikut ini:

https://www.youtube.com/watch?v=mfiAftomqCY

Film ini merupakan film hasil kerjasama yang kedua antara Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR), Badan Penanggulangan Bencana (BNPB), Australian Red Cross (ARC), Palang Merah Indonesia (PMI), dan Miles Films.

Film drama berjudul “Pesan dari Samudera” merupakan film hasil kerjasama yang pertama yang mengangkat isu kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami.

Film “Pesan dari Samudera” dapat disaksikan melalui You Tube dengan klik tautan berikut ini:

https://www.youtube.com/watch?v=qT8lXFh1d-8

Kami berterimakasih untuk kontribusi yang telah diberikan sepenuhnya melalui energi dan waktu oleh Sutradara Riri Riza dan Producer Mira Lesmana, untuk menghasilkan film yang luar biasa.

Di saat kita tidak berdaya untuk memberhentikan bencana alam, kita semua memiliki peran untuk meminimalisasi dampak sosial dan ekonomi dari bencana yang terlalu sering terjadi.

Inilah mengapa Australia bekerja berdampingan dengan BNPB untuk membantu Indonesia dalam mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menghadapi ancaman bencana, menyelamatkan jiwa, dan membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

]]>
http://www.aifdr.org/old/index.php/songs-of-the-rainy-season-nyanyian-musim-hujan-the-new-australian-funded-disaster-awareness-movie-2/feed/ 0
“Songs of the Rainy Season” (Nyanyian Musim Hujan), the new Australian-funded disaster awareness movie http://www.aifdr.org/old/index.php/songs-of-the-rainy-season-nyanyian-musim-hujan-the-new-australian-funded-disaster-awareness-movie/ http://www.aifdr.org/old/index.php/songs-of-the-rainy-season-nyanyian-musim-hujan-the-new-australian-funded-disaster-awareness-movie/#comments Fri, 30 Jan 2015 07:51:52 +0000 admin http://www.aifdr.org/?p=1506

 

Songs of the Rainy Season or Nyanyian Musim Hujan, the new Australian-funded disaster awareness movie that helps people stay safe in floods and landslides had its Gala Premiere on Thursday 29 January 2015 in Jakarta.

You can watch it on Youtube by clicking on this link.

https://www.youtube.com/watch?v=mfiAftomqCY

The new film is the 2nd collaboration between the Australia – Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR), Indonesia’s National Disaster Management Agency (BNPB), the Australian and Indonesian Red Cross and Miles Films. The first such collaboration resulted in the disaster awareness drama “Message from the Ocean” that focussed on how to stay safe in an earthquake and tsunami. Watch it by clicking on this link.

https://www.youtube.com/watch?v=qT8lXFh1d-8

We acknowledge the great contribution of Director Riri Riza, Producer Mira Lesmana and the brilliant ensemble cast and crew that so generously gave their time and energy to this excellent cause.

While we will never be able to stop natural disasters, we all have a role to play to help minimize the social and economic impact of these all too frequent events.

That is why Australia works so closely with BNPB, to help Indonesia be better prepared for the myriad of disaster threats it faces, to help save lives and to help protect Indonesia’s economic growth.

]]>
http://www.aifdr.org/old/index.php/songs-of-the-rainy-season-nyanyian-musim-hujan-the-new-australian-funded-disaster-awareness-movie/feed/ 0
Building sustainability and replication in West Java http://www.aifdr.org/old/index.php/building-sustainability-and-replication-in-west-java/ http://www.aifdr.org/old/index.php/building-sustainability-and-replication-in-west-java/#comments Wed, 14 May 2014 09:32:03 +0000 admin http://www.aifdr.org/?p=1495 On 2 May 2014, an Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) funded disaster management project in West Java officially closed but it is not the end.

To ensure the sustainability and replication of improved disaster management practices in the Province, AIFDR’s implementing partner – the International Office for Migration (IOM) – handed over 71 trained disaster management facilitators from 7 districts to Indonesia’s National Disaster Management Agency (BNPB).

These facilitators from a range of district government agencies, will be drawn upon by BNPB to support the training of district disaster management agencies (BPBDs) and relevant staff from government departments in other districts of West Java into the future.

BNPB’s Ibu Erlina welcomes two of 71 new Indonesian disaster management facilitators to BNPB’s national facilitator database.

During the life of the project, the facilitators trained over 600 people – in all facets of disaster management – in over 250 sub-districts. To further strengthen community resilience to disaster shocks, 428 local government staff received training in improved information management.


New Indonesian disaster management facilitators mark the closing of the IOM project and celebrate the beginning of sustaining and replicating disaster management training to other districts in West Java.

The project also completed the development of disaster management plans in 5 districts (Garut, Ciamis, Tasikmalaya, Cianjur, and Sukabumi) and flood contingency plans in 2 districts (Bogor and Bandung).

The “Strengthening the Disaster Risk Reduction (DRR) Capacity and Promoting Community Resilience in West Java” project was implemented over the past 2 years and contributed to Indonesia’s efforts to reduce vulnerability and enhance the resilience of communities to natural disasters through building a replicable model at the local level where effective partnerships can be forged between local government, communities, civil society and the public sector.

]]>
http://www.aifdr.org/old/index.php/building-sustainability-and-replication-in-west-java/feed/ 0
Membangun keberlanjutan dan replikasi di Jawa Barat http://www.aifdr.org/old/index.php/membangun-keberlanjutan-dan-replikasi-di-jawa-barat/ http://www.aifdr.org/old/index.php/membangun-keberlanjutan-dan-replikasi-di-jawa-barat/#comments Wed, 14 May 2014 09:31:27 +0000 admin http://www.aifdr.org/?p=1493 Pada tanggal 2 Mei 2014, sebuah proyek penanggulangan bencana yang didanai Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) secara resmi ditutup, namun bukan berarti akan berakhir.

Untuk memastikan keberlanjutan dan replikasi dari praktik-praktik perbaikan penanggulangan bencana di tingkat provinsi, mitra pelaksana AIFDR, IOM (International Office for Migration) melakukan serah terima lebih dari 71 fasilitator penanggulangan bencana terlatih dari 7 kabupaten ke Badan Penanggulangan Bencana (BNPB).

Para fasilitator yang berasal dari beragam lembaga pemerintah kabupaten ini, akan ditarik ke BNPB untuk mendukung pelatihan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan sejumlah staff terkait dari kabupaten lainnya di Jawa Barat pada masa mendatang.

Ibu Erlina dari BNPB menyambut dua dari 71 fasilitator baru penanggulangan bencana ke dalam database fasilitator nasional BNPB.

Selama program dijalankan, para fasilitator melatih lebih dari 600 orang –dalam berbagai aspek penanggulangan bencana – di lebih dari 250 kecamatan. Untuk lebih lanjut meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap ancaman bencana, 428 staf pemerintah daerah mendapatkan pelatihan untuk pengelolaan informasi yang lebih baik.


Fasilitator baru penanggulangan bencana menandai penutupan proyek IOM, dan merayakan dimulainya keberlanjutan dan replikasi pelatihan penanggulangan bencana di sejumlah kabupaten lainnya di Jawa Barat.

Proyek ini juga melengkapi pembentukan perencanaan penanggulangan bencana di 5 kabupaten (Garut, Ciamis, Tasikmalaya, Cianjur dan Sukabumi) dan rencana kontinjensi banjir (Bogor dan Bandung).

Proyek “Memperkuat Kapasitas Pengurangan Risiko Bencana (DRR) dan Meningkatkan Ketahanan Masyarakat di Jawa Barat” telah dijalankan selama lebih dari 2 tahun terakhir. Proyek ini berkontribusi pada upaya Indonesia untuk mengurangi kerentanan dan mendorong ketahanan masyarakat terhadap bencana alam dengan membangun model yang dapat ditiru di tingkat lokal, di mana kemitraan yang efektif dapat dibentuk oleh pemerintah daerah, komunitas, masyarakat sipil dan sektor publik.

]]>
http://www.aifdr.org/old/index.php/membangun-keberlanjutan-dan-replikasi-di-jawa-barat/feed/ 0
Perangkat untuk Penanggulangan Bencana Dirilis untuk Seluruh Dunia http://www.aifdr.org/old/index.php/inasafe-2-0-id/ http://www.aifdr.org/old/index.php/inasafe-2-0-id/#comments Mon, 07 Apr 2014 14:00:57 +0000 admin http://www.aifdr.org/?p=1467

Gambar kiri ke kanan: Jon Burrough, AIFDR Co-Director; Iwan Gunawan, World Bank; Dr Syamsul Maarif, Kepala BNPB; Jean-Bernard Carrasco, Australia’s Minister Counsellor untuk Pembangunan Internasional

Sebuah perangkat lunak baru yang dapat memprediksi dampak sosial dan dampak manusia akibat bencana alam, dirilis hari ini di Indonesia.

Dr. Syamsul Maarif, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meluncurkan versi terbaru dari InaSAFE 2.0, perangkat lunak yang dikembangkan bersama antara BNPB, Australia dan Bank Dunia.

Dr. Maarif mengatakan bahwa InaSAFE akan mendorong perbaikan kesiapsiagaan bencana di Indonesia dengan menghadirkan cara baru menggabungkan informasi bahaya saintifik dan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat tentang risiko bencana.

“InaSAFE menghasilkan skenario realistis dampak ancaman bencana dalam aktivitas perencanaan, kesiapsiagaan dan tanggap darurat, dengan menampilkan beragam informasi ancaman bencana alam, seperti gempa bumi, gunung berapi, tsunami dan banjir; dengan paparan data yang tersedia seperti sebaran populasi penduduk, jalan raya dan infrastruktur penting lainnya” ujar Dr. Maarif

Minister-Counsellor untuk Kerjasama Pembangunan Pemerintah Australia, Jean-Bernard Carrasco, mengatakan bahwa InaSAFE 2.0 memiliki kemampuan untuk mengolah data jalan, termasuk mengunduh data jalan langsung dari perangkat pemetaan online, OpenStreetMap (OSM) yang akan membantu dalam pengembangan jalur evakuasi dan tanggap darurat yang mungkin dilalui.

“Dengan dukungan dari badan Pemerintah Australia, yaitu Geoscience Australia dan Australia-Indonesia Facility for Disaster Reductionn (AIFDR), lebih dari 1,3 juta bangunan telah dipetakan dengan OSM dan data ini sedang digabungkan di dalam InaSAFE,” ujar Carasco.

Versi terbaru ini juga sepadan dengan Sistem Informasi Geografis QGIS 2.0 yang gratis dan terbuka (open source), dan memungkinkan penggunanya untuk mengimpor data spasial dari sumber asing dan menciptakan contoh peta ancaman sendiri.

World Bank melalui Global Facility for Disaster Reduction and Recovery memfasilitasi penggunaan InaSAFE di seluruh dunia, terutama di Afrika dan sejumlah negara lain seperti Sri Langka dan Pakistan. Dr Jim Y Kim, Presiden dari World Bank baru-baru ini mencatat penggunan InaSAFE sebagai salah satu dari “Tujuh Langkah Selamat Bencana.”

InaSAFE 2.0 merupakan perangkat lunak gratis yang mendukung para pemangku kebencanaan (disaster manager) di seluruh dunia dengan perangkat yang sderhana namun tepat untuk perencanaan bencana berbasis petunjuk.

]]>
http://www.aifdr.org/old/index.php/inasafe-2-0-id/feed/ 0
New disaster management software released worldwide http://www.aifdr.org/old/index.php/inasafe-2-0/ http://www.aifdr.org/old/index.php/inasafe-2-0/#comments Mon, 07 Apr 2014 13:56:08 +0000 admin http://www.aifdr.org/?p=1459

Pictured left to right: Jon Burrough, AIFDR Co-Director; Iwan Gunawan, World Bank; Dr Syamsul Maarif, Head of BNPB; Mr Jean-Bernard Carrasco, Australia’s Minister Counsellor for Development Cooperation.

 

A new version of software that can predict the social and human impact of natural disasters was released in Indonesia on 7 April 2014.

Dr Syamsul Maarif, the Head of Indonesia’s National Disaster Management Agency (BNPB), launched the updated version of InaSAFE 2.0, software tool jointly developed by BNPB, Australia and the World Bank.

Dr Maarif said that the InaSAFE tools will help improve disaster preparedness in Indonesia by providing a new way to combine scientific hazard information and community knowledge on disaster risk.

“It enables production of realistic natural hazard impact scenarios for better planning, preparedness and response training activities, by incorporating a range of natural hazard information, such as earthquake, volcanoes, tsunami or flood; and exposure data, such as the spatial distribution of population, roads or critical infrastructure,” Dr Maarif said.

Australia’s Minister-Counsellor for Development Cooperation in Indonesia, Jean-Bernard Carrasco, said InaSAFE 2.0 includes the ability to work with road data, including a capability to download roads maps directly from the online mapping tool OpenStreetMap (OSM). The new functions could help when planning possible evacuation and emergency response routes.

“With the help of Australian Government agency Geoscience Australia and the Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction, over 1.3 million buildings in Indonesia have already been mapped in OSM and this data is being incorporated into InaSAFE”, Mr Carrasco said.

The updated software is compatible with the free and open source Geographic Information System QGIS 2.0, and allows users to import spatial data from remote sources and create custom impact map templates.

The World Bank, through its Global Facility for Disaster Reduction and Recovery is facilitating use of InaSAFE across the world in Africa and to countries such as Sri Lanka and Pakistan. Dr Jim Y Kim, President of the World Bank, recently listed the use of InaSAFE as one of the Seven Steps to Surviving a Disaster.

InaSAFE 2.0 is free and open source software that provides disaster managers around the world with a simple but rigorous tool for evidence-based disaster planning.

]]>
http://www.aifdr.org/old/index.php/inasafe-2-0/feed/ 0